Pages

Subscribe:

Labels

Jumat, 10 Februari 2012

Konstruksi Rumah Sehat

Rumah sehat ialah tempat kediaman suatu keluarga yang lengkap berdiri sendiri, cukup awet dan cukup kuat konstruksinya, serta memenuhi persyaratan rumah sehat lainnya[1], sedangkan rumah sederhana sehat adalah tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat, berupa bangunan yang luas lantai dan kavelingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal.

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga, sedangkan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi. Rumah sehat adalah rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal. [2]

Menurut Keputusan Menteri  Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, dijelaskan bahwa rumah adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia.[3] Terkait dengan pengertian rumah sebagai faktor peningkatan harkat dan martabat manusia, tampak bahwa rumah juga turut menentukan status seseorang.



[1] Prof. Ir. Supardi Surjoputranto. Buku Pedoman Teknik Perencanaan Rumah Sehat (Yogyakarta: Penerbit Yayasan Sarana Cipta).halaman 14
[2] http://www.jakarta.go.id/dinasperumahan, Dinas Perumahan DKI Jakarta
3Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat (Jakarta: 2002)


Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah membuat ketentuan-ketentuan rumah sederhana sehat berdasarkan:
1.    Memenuhi kebutuhan minimal masa (penampilan) dan ruang (luar-dalam) manusia di dalam rumah.
Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci, dan masak serta ruang gerak lainnya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 m.
Rumah sederhana sehat memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat dan menjalankan kehidupan sehari-hari secara layak. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
·      Kebutuhan luas per jiwa
·      Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
·      Kebutuhan luas bangunan per Kepala Keluarga (KK)
·      Kebutuhan luas lahan per unit bangunan

2.     Kebutuhan kesehatan dan kenyamanan
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh tiga aspek yang merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah:
a.  Pencahayaan
Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
·                Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
·                Ruang kegiatan mendapatkan cukup cahaya
·                Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata
Kualitas pencahayaan alami pada siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh:
·                Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
·                Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
·                Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
·                Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
·                Sinar matahari dapat masuk secara langsung ke ruangan minimum 1 (satu) jam setiap hari
·                Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan 16.00
b.  Penghawaan
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernapas. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinu melalui ruangan-ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut:
·                Lubang penghawaan minimal 5% dari luas lantai ruangan
·                Volume udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar ruangan
·                Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
·                Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan di sekitarnya
·                Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan dalam bangunan seperti: ruang keluarga, ruang tidur, ruang tamu, dan ruang kerja.
c.  Suhu udara dan kelembaban
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan.
Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan, penghuni dalam kegiatannya perlu memperhatikan:
·                Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
·                Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
·                Menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan

3.    Kebutuhan minimal keamanan dan keselamatan
Pada dasarnya, bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah: pondasi, dinding (beserta kerangka bangunan), atap serta lantai, sedangkan bagian-bagian lain seperti langit-langit, talang, dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja.
a.  Pondasi
Secara umum, pondasi yang memikul beban kurang dari dua ton (beban kecil) dan yang biasa digunakan untuk rumah sederhana dapat dikelompokkan ke dalam tiga sistem pondasi, yaitu: pondasi langsung, pondasi setempat, dan pondasi tidak langsung. Sistem pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan pengembangannya dalam hal ini adalah Rumah Sederhana Sehat adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali atau pasangan beton tanpa tulangan dan sistem pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin atau galam.
b.    Dinding
Bahan dinding yang digunakan dapat berupa conblock, papan, setengah conblock, dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu, tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah di mana rumah akan dibangun. Ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NI-05. Untuk dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksimum 100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu kelas kuat awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu berukuran 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan, jarak tiang rangka kurang lebih 150 cm. Papan yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah atau sambngan lainnya yang menjamin kerapatan. Ring-balok dan kolom dari kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan.
c.    Kerangka bangunan
Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat struktur beton bertulang. Untuk rumah setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah rangka dari kayu. Untuk rumah kayu tidak panggung, rangka dinding menggunakan kayu. Untuk sloof disarankan menggunakan beton bertulang, sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun untuk dinding dan pondasinya.
d.   Kuda-kuda
         Rumah sehat dapat menggunakan atap pelana dengan kuda-kuda kerangka kayu dengan kelas kuat dan awet II berukuran 5/10 dari atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Di samping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat , dalam rangka mempercepat pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda, disarankan menggunakan sistem kuda-kuda papan paku, yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya. Khusus untuk tembok dengan konstruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanfaatkan ampig tembok yang di sekelilingnya dilengkapi dengan ring-balok konstruksi beton bertulang. Kemiringan sudut atap harus memiliki ketentuan sudut berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik atau minimal 20o untuk pertimbangan kenyamanan ruang di dalamnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar